Surat Terbuka untuk Muslimah Bercadar dari Muslim Pembela HAM

Bismillah ..

Sabtu sore, saya dikejutkan dengan surat terbuka sdri Sheren Chamila Fahmi yang di-share teman saya di Facebook. Saya langsung tergelitik dan langsung melahap seluruh isi suratnya. Saya mengapresiasi tulisannya yang membuka ruang diskusi mengenai diskriminasi. Saya percaya ini sangat penting juga genting, dan memang harus dibahas terus menerus.

Saya setuju bahwa di berbagai tempat di dunia warga muslim telah didiskriminasi - terutama perempuan bercadar yang mudah diketahui dari penampilannya. Di banyak tempat di mana muslim jadi minoritas, warga muslim rentan menghadapi standar ganda. Hal ini misalnya terjadi di dunia kerja India [1] dan dunia kerja Prancis [2].  Di samping itu, di Amerika Serikat, 20 keluarga muslim Inggris ditolak di bandara [3].

Saya mencoba membayangkan perjuangan perempuan yang memilih bercadar di Indonesia. Terbayang mereka akan mendapatkan penolakan, cemooh, dan tuduhan yang tedeng aling-aling. Termasuk 5 pengalaman pribadi sdri Sheren yang dia ceritakan, serta pembakaran jilbab dan sindiran masker. Hal ini terjadi karena masyarakat kita belum cukup dewasa. Mereka menganggap semua orang dengan jilbab lebar dan cadar, atau bercelana cingkrang dan berjanggut lebat, sebagai kelompok radikal hanya karena penampilannya sama. Ini adalah generalisasi yang merupakan pangkal dari diskriminasi. 

Setiap insan manusia tidak ingin diperlakukan demikian. Tidak ingin dituduh. Tidak ingin mendapat label, stigma, prasangka, dan diskriminasi. Tidak ingin dinilai dari penampilan saja. Tidak ingin dipandang sebelah mata. Ingin tetap merdeka tanpa dihakimi orang-orang. Setiap manusia memiliki martabat yang harus dijunjung tinggi dan dilindungi, sebagaimana ditegaskan lewat Piagam Belas Kasih berikut ini [4]. Hal itu merupakan fitrah manusia, tertanam dalam hati sdri Sheren, saya, tujuh miliar manusia lain di bumi, termasuk kelompok LGBT. 

Dalam perspektif hak asasi manusia, setiap manusia setara dan memiliki 30 hak asasi yang sama [5]. Ini berlaku universal kepada seluruh manusia - tidak memandang agama, ras, etnis, jenis kelamin, disabilitas, juga orientasi seksual. Terlepas dari apa pun identitas orang tersebut, dia adalah ciptaan Allah yang harus diperlakukan adil tidak dibeda-bedakan.

Rupanya hal ini yang diabaikan sdri Sheren dalam surat terbukanya. Dia ogah distigma sebagai ekstrimis, tapi mengatakan LGBT wajar menerima stigma karena dianggap tidak sesuai nilai di masyarakat. Dia menolak dituduh sebagai teroris tapi menuduh LGBT penuh propaganda. Dia mengatakan masyarakat melakukan diskriminasi terhadap perempuan bercadar karena belum mendapat edukasi yang cukup, tapi bukankah masyarakat mendiskriminasi LGBT juga karena belum tahu banyak mengenai kelompok itu? Bukankah ini merupakan standar ganda?

LGBT tidak mengidap penyakit. Homoseksualitas telah dihapus dari daftar penyakit jiwa oleh World Health Organisation sejak 1990 [6], juga oleh Kementerian Kesehatan dalam PPDGJ III sejak 1993 [7]. Kalaupun sdri Sheren percaya itu penyakit, ya silakan, tapi menghakimi kelompok LGBT tidak akan membuat keadaan jadi lebih baik.

Perlu diingat, hak asasi manusia bukanlah kompetisi. Bukan soal siapa menang dan siapa kalah. HAM bukan soal apakah kelompok muslim lebih banyak menerima diskriminasi ketimbang LGBT atau tidak. Tidak ada yang paling terdzalimi atau kurang terdzalimi. Kelompok mana pun yang melapor ke Komnas HAM bukanlah meminta belas kasihan, bukan berlebihan atau lebay. Sebab lembaga negara itu memang wajib menghapus segala praktik diskriminasi kepada siapapun tanpa kecuali - termasuk kelompok muslim dan LGBT.

Menghormati hak-hak LGBT sebagai warga negara tidak akan menganggu hak-hak kelompok muslim sebagai sesama warga negara. Menghormati LGBT sebagai manusia tidak akan membuat kehormatan kelompok muslim sirna.

Ketika diskriminasi ini masih terjadi kepada siapapun, ini adalah pekerjaan rumah kita seluruh warga dunia untuk menghapusnya. Bukankah dunia tanpa diskriminasi adalah keinginan seluruh umat manusia apapun identitasnya? Dan ini akan terjadi, jika dan hanya jika, setiap manusia bersikap adil sejak dalam pikirannya.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
(QS. Al Mumtahanah: 8)

Jakarta, 20 Februari 2016
Rio Rahadian Tuasikal
***

Surat Terbuka untuk LGBT dari Muslimah Bercadar

Comments

  1. sudah baca ini Dok? https://conservativecolloquium.wordpress.com/2007/10/01/homosexual-activists-intimidate-american-psychiatric-association-into-removing-homosexuality-from-list-of-disorders/ dan juga ini http://www.josephnicolosi.com/who-were-the-apa-task-force-me/

    ReplyDelete
  2. Indonesia harus revisi PPDGJ 3 jangan sampai mengacu kepada DSM 3-5 punya Amerika yang salah kaprah. Saya kira Tiongkok dan Rusia aja gak mau pake acuan DSM dari USA.
    Menurut ane LGBT itu gangguan kejiwaan, harus masuk di PPDGJ 4 nanti, jangan sampai Phaedophilia dan Bestiality juga meminta pengakuan dan legalisasi nantinya juga, menjijikan tau. Kuncinya LGBT ini kalo diakui bisa membuka penyimpangan-penyimpangan seksual lainnya meluas.

    Perilaku sosial itu bisa menular, apalagi kalo sengaja ditularkan, seperti kata Mensos yang khawatir akan adanya rekayasa sosial terhadap anak oleh pelaku LGBT.

    Tidak semua pakar kejiwaan USA juga setuju dengan dicabutnya LGBT dari DSM. Ada sebagian mereka bilang itu hanya akibat konsekuensi politik dan tekanan sosial masyarakat yang pemikirannya makin liberal, penghilangan itu juga bukan karena perkembangan ilmu pengetahuan.

    Kalo ada yang bilang LGBT karena genetik juga salah besar. Ada penelitian yang membuktikan hal itu salah. Gen gay itu tidak ada, namun hasil dari rekontruksi sosial yang salah. Gen gay ini dinyatakan hoax dengan penelitian menggunakan sampel manusia kembar identik. Silahkan browsing aja sendiri.

    Indonesia harus punya definisi sendiri untuk LGBT ini sebagai penyakit, jangan mengacu DSM USA karena kita beda haluan.

    Tolong dipublish bila anda memang ilmiah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih komentarnya. Saya tahu informasi di atas penting untuk diperhatikan. Tapi saya tidak sedang membahas apakah LGBT penyakit atau bukan. Saya membahas diskriminasi dan standar ģanda. Salam

      Delete
    2. Penularan dari LGBT ke kaum heterosexual sudah dibuktikan di penelitian 3 tahun lalu. Silakan dibaca rangkuman isi jurnalnya di sini http://www.realclearscience.com/blog/2013/07/same-sex-attraction-not-contagious-among-friends.html

      Dalam kondisi ini, justru penularan LGBT yang perlu dibuktikan. Mungkin penelitian ini bisa direplikasi di Indonesia kalau memang masih skeptis.

      Saya rasa saudara Widodo tengah melakukan logical fallacy slippery slope di sini, bestialty maupun pedophilia masih dianggap gangguan kejiwaan dan tindakan kriminal bahkan di negara yang lebih liberal daripada amerika serikat seperti Belanda, Jerman, dan negara eropa lainnya. Rangkumannya bisa dilihat di sini https://en.wikipedia.org/wiki/Zoophilia_and_the_law pedophilia juga masih menjadi sesuatu yang dicekal di negara manapun dan masih menjadi tindak kriminal.

      Meskipun memang pergerakan politik memiliki peran dalam penghapusan LGBT sebagai mental disorder, pergerakan ini juga berperan dalam dilakukannya penelitian yang menunjukan bahwa LGBT memiliki kemampuan kognisi, afeksi, volition, dan psikomotor yang tidak berbeda dibandingkan heterosexual. Buktinya mana? ini salah satu peneliti yang telah melakukan test psikologis kepada heterosexual dan homosexual, hasilnya? Tidak ada perbedaan di antara keduanya bahkan setelah penelitian itu diulang kembali dan dicek oleh dua ahli berbeda. http://www.apa.org/monitor/2011/02/myth-buster.aspx

      Delete
    3. Maaf sdr. Widodo. pernyataan anda terlalu dipengaruhi prasangka. Seperti yang sdr Charlie katakan segala keputusan politik yang besar yang dilakukan di negara maju, tidak serta-merta diambil tanpa adanya penelitian yang mendukung. Selain itu, perlu diketahui bahwa sudah 15 tahun definisi bahwa homoseksual adalah penyakit sudah dihapuskan di Tiongkok. http://www.theguardian.com/world/2001/mar/07/china.johngittings1

      Delete
    4. justru itu sebuah penyakit ato bukan itu menjadi penting bro.

      Kamu pernah kemalingan nga ???
      bagi malingnya tindakan dia oke*2 saja, tapi bagi yang kemalingan jelas itu hal yang tidak dibenarkan. Dan sikap maling seperti itu harus dihilangkan. Kalo kamu mau menghilangkan sikap maling pada pemaling itu ya tidak bisa membiarkan malingnya itu sendiri. Dia menjadi maling karena melakukan sifat maling, kalo ketangkep ya orangnya yang ditangkap, memang sifat malingnya bisa ditangkap ? apanya yang ditangkap ?. LGBT juga sama bro kalo orangnya yang melakukan LGBT tidak dianggap pelaku trus apanya LGBTnya ? kalo LGBT tanpa orang emang bisa seheboh sekarang?. Kenapa pemaling bisa ditangkap ya karena perbuatan maling itu tidak diterima manusia. Jadi kalo mau mengatakan LGBT diperlakukan diskriminasi ato nga ya harus dideskripsikan dulu LGBT itu apa, termasuk penyakit ato bukan ato apapun itu. Nah kalo memang penyakit yang memang orangnya perlu disembuhkan. Kenapa dia diperlakukan beda ya karena orang sakit memang harus diobati. Coba kalo orang sakit tetep disuruh kerja seperti orang yang sehat bukan jadi sehat ya jadi tambah parah sakitnya. Demikian juga kalo LGBT itu memang penyakit trus orang yang sakit LGBT minta diperlakukan seperti orang sehat ya tambah parah sakitnya.

      Delete
  3. "Rupanya hal ini yang diabaikan sdri Sheren dalam surat terbukanya. Dia ogah distigma sebagai ekstrimis, tapi mengatakan LGBT wajar menerima stigma karena dianggap tidak sesuai nilai di masyarakat."

    Nilai masyarakat mana yang mendukung LGBT?

    ReplyDelete
    Replies
    1. mangga mas/mbak anon bisa dibaca ini statement Dalai Lama soal LGBT http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/tibet/10682492/Dalai-Lama-supports-gay-marriage.html

      Kalau di Indonesia, adat di Bugis juga mengenal 5 gender yang sudah diobservasi sejak lebih dari satu dekade lalu. https://id.wikipedia.org/wiki/Bissu#cite_note-2

      kalau ini dari perspektif Hindu :
      “Homosexuality has never been considered a crime in Hindu culture. In fact, Lord Ayyappa was born of Hari-Hara (Vishnu & Shiva). It is not a crime in any Smriti. Everyone has male & female elements. According to their dominance, tendencies show up & may change. Nobody should face discrimination because of their sexual preferences. To be branded a criminal for this is absurd.” - H.H. Sri Sri Ravi Shankar
      http://www.hafsite.org/media/pr/haf-policy-brief-hinduism-and-homosexuality

      Mungkin bisa membuka perspektif bahwa penolakan terhadap LGBT bukanlah hal absolut yang perlu dilakukan oleh Indonesia.

      Delete
  4. Adil sejak dalam pikiran... Bacaan kita sama...
    Salam,
    Kresna

    ReplyDelete
  5. Mas, coba deskripsikan yang mas maksud dengan diskriminasi itu apa? kan katanya yg mas bahas disini dari sisi diskriminasi dan standar ganda

    bahas yg kecil2 aja lah:
    Kalau ada copet dan koruptor, yang copet dipenjara 10 tahun yang koruptor dipenjara 1 tahun? diskriminasi ga? dan penjara itu salah satu bentuk diskriminasi ga ya? HAM ini dimana ini HAM?

    motor ga boleh lewat jalan tol, mobil boleh lewat jalan tol, diskriminasi ga ya? sebagai sesama warga negara nih padahal, yg pemotor juga punya duit buat bayar tol (misalnya)

    anak sd ga boleh beli rokok (misalnya), yg udah gede boleh, diskriminasi ga ya? padahal yg anak sd itu uangnya punya sendiri lho dari hasil nabung atau kerja kecil2an, atau hadiah karena dapet rangking di kelas (misalnya)

    dllll

    sorry saya ga pakai bahasa formal disini karena hal ini (lgbt) adalah hal yang sangat sederhana. Jika kita berpikir jernih dengan akal dan pikiran kita, lgbt itu merupakan sebuah penyakit. Jumlah lgbt yang banyak tidak dapat dijadikan pembenaran bahwa hal tersebut dapat diterima, sama halnya dengan pengidap gangguan jiwa atau orang-orang di penjara yang jumlahnya pun banyak. Hal itu tidak lantas menjadikan gangguan jiwa (dengan berbagai jenisnya) dan orang-orang di penjara menjadi hal yang wajar dan normal.

    LGBT bisa punya anak? Tidak
    Hubungan seks LGBT normal? Tidak
    Bagaimana kaitan antara LGBT dan HIV? Silakan googling

    Saya setuju jika LGBT harus disembuhkan, dikonseling dan bukan semakin dikuatkan ke-LGBT-annya.

    Satu lagi, mas kan ngaku muslim nih, apa kata agama yang mas anut mengenai LGBT? Gimana?
    Tolong jangan mengaku muslim kalau ajaran agamanya saja tidak diikuti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya melihat argumen anda di sini agak kurang nyambung dangkal dengan memberikan beberapan contoh di atas..
      - koruptor & pencopet: ya betul ini merupakan diskriminasi yang timbul dari kebokbrokan mental para penegak hukum yang menerima suap dari para koruptor. Betul ini adalah diskriminasi yang HARUS DIBERANTAS! Begitu juga dengan diskriminasi terhadap LGBT ataupun setiap pemeluk agama minoritas yang harus di hilangkan dan LGBT ataupun pemeluk Agama minoritas berhak untuk dihormati. Penjara merupakan suatu sanksi yang diberikan untuk memberikan efek jera para pelaku atas perbuatannya. Poin nya adalah penjara tidak melanggar HAM selama penjatuhan hukuman dilakukan secara adil antara koruptor dan pencopet.

      - Motor tidak boleh lewat jalan tol bukan merupakan diskriminasi karena pada dasarnya hal ini merupakan upaya melindungi pengendara motor.. Seperti kita ketahui risiko pengendara motor jauh lebih tinggi dibanding mobil. Selain itu dengan kecepatan rata2 di jalan tol (approx. > 80km/h) akan sangat membahayakan pengendara motor jika terjatuh atau menyenggol mobil/motor lainnya. Jika di jalan biasa risikonya patah tulang/ kepala bocor/ paling parah kematian, jika di jalan tol risiko kematian sangat besar.. Karena itu pelarangan motor masuk tol adalah upaya melindungi pemotor.. Think smart!

      - anak sd membeli rokok? Contoh ini adalah yang paling dangkal menurut saya.. Seperti kita tahu rokok merupakan hal yang sangat berbahaga bagi tubuh. Disini anak2 belum boleh mengkonsumsinya karena mereka belum cukup matang untuk mengetahui risiko dari merokok itu sendiri. Berbeda dengan orang dewasa yang seharusnya sudah memahami risiko itu dan memilih apakah dia akan merokok/ tidak (perokok adalah orang yang mau menerima risiko rusaknya tubuh karena kelakuannya sendiri). Dan terlebih sama seperti poin sebelumnya hal ini adalah upaya untuk melindungi anak bukan diskriminasi.


      Secara garis besar saya tidak setuju dengan LGBT tapi saya juga tidak setuju dengan cara masyarakat dan media memperlakukan kaum LGBT.

      Kalau anda membawa nama agama,
      Semua Agama mengajarkan cinta kasih dan tidak mengajarkan untuk menghakimi sesama anda.. Semua agama jelas mengatakan LGBT itu menyalahi kodrat manusia yang seharusnya hidup berpasangan tetapi agama tidak pernah mengajarkan anda untuk menghakimi sesama.. Mungkin saja Para LGBT memiliki perilaku yang lebih baik dari orang2 yang beragama.. Dan masalah mereka memilih hidup yang menyimpang adalah urusan mereka dengan Tuhan.. Bukan hak anda menghakimi mereka atas nama agama.

      Jangan hidup untuk Agama.. Tetapi agama untuk hidup, untuk membuat hidup anda lebih baik.
      Jangan menghakimi orang lain atas nama agama.. Anda bukan Tuhan dan tidak berhak menghakimi orang lain..
      Anda dapat menghakimi orang lain jika anda tidak pernah melakukan dosa 1 kali pun dalam hidup anda..

      Delete
    2. "kebokbrokan mental para penegak hukum yang menerima suap dari para koruptor." Wah ini diskriminasi terhadap penegak hukum. Belum tentu karna suap, belum tentu karna koruptor. Bisa saja karna peraturan hukum copet maupun koruptor di Indonesia ini belum kuat. Kalo memang sudah, mana referensinya?

      "Dan terlebih sama seperti poin sebelumnya hal ini adalah upaya untuk melindungi anak bukan diskriminasi."
      Saya kira juga sama, penolakan akan LGBT ini juga dilandasi akan kepedulian masyarakat akan resiko penyakit HIV/AIDS yg bisa menimpa para pelaku LGBT.
      Benar, pelaku LGBT belum tentu melakukan seks bebas. Karna seperti yg saudara telah ketahui sendiri, LGBT ini memiliki penyaluran yg tidak pada tempatnya untuk memuaskan gairah seksual mereka yg mana resikonya lebih besar daripada pasangan biasanya. Namun, adanya indikator penyimpangan bila ditangani sesegera mungkin maka resiko tersebut juga dapat secepat mungkin dihindari. Oleh karna itu, LGBT tidak direstui keberadaannya, namun dibina untuk menjadi normal seperti biasanya.

      Delete
    3. tetap saja menurut bukti statistik, justru yang mengidap HIV/AIDS paling besar adalah kaum heteroseksual yang perbandingannya 26 kali lebih besar daripada kaum homoseksual http://news.liputan6.com/.../statistik-hiv-aids-di-indonesia. dan HIV/AIDS bukan saja ditulari oleh hubungan seksual tapi juga penggunaan jarum suntik secara bersamaan. kalau mau bicara kepedulian masyarakat terhadap penyakit ini, jujur saja tidak kelihatan sama sekali di indonesia ini. HIV/AIDS masih dipandang sebagai sesuatu yang tidak baik dan alhasil banyak orang tidak ingin memeriksakan diri mereka akan status kesehatan organ reproduksi (untuk melihat apakah mereka mempunyai penyakit seksual menular) mereka sebelum terlambat dan menulari orang lain. jadi kalau basis kamu adalah HIV/AIDS, justru kamu harusnya lebih khawatir sama orang-orang heteroseksual dan ibu rumah tangga yang terkena aids dari suami mereka.

      Oh, dan penularan aids melalui jarum suntik lebih besar daripada penularan lewat homoseksual atau biseksual.

      Lalu satu lagi, seorang manusia itu bisa tumbuh menjadi orang hebat tergantung faktor tekanan sosialnya. sudah dibuktikan (sepertinya salah satu komentar di atas sudah mencantumkan link)bahwa orang homoseksual bisa tumbuh menjadi orang hebat sama seperti heteroseksual. contoh orang nyatanya adalah aktor ian mckellen yang memerankan Gandalf The Gray di Lord of the ring dan Hobbit juga ada Tim Cook CEO dari apple inc. dan beberapa orang terkenal lainnya. intinya tekanan sosial itu kadang membuat orang depresi sehingga menekan potensi orang tersebut untuk menjadi berharga dan berguna di dunia ini. hal ini juga sudah diakui ikatan psikiater indonesia kok.

      Delete
  6. Yg dibahas di sini itu mslh diskriminasi terhadap LGBT dan wanita bercadar, bukan LGBT suatu penyakit atau bukan. Jangan bawa agama juga, sampai bilang "jangan mengaku Muslim...", anda siapa sampai bisa menilai kadar iman orang lain?

    Saya setuju dgn pendapat Rio, kalau si wanita bercadar tidak mau adanya diskriminasi terhadap dirinya, sebaiknya dia juga tidak melakukan diskrimasi terhadap LGBT. Kita bicaranya di koridor HAM dan kesetaraan di masyarakat sebagai manusia makhluk sosial yang perlu berinteraksi.

    Sekarang ini makin banyak orang yang sibuk mengurusi bagaimana memasukan orang lain ke neraka daripada sibuk mengurusi dirinya supaya masuk surga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ingat kutipan Einstein ttg "pengetahuan tanpa agama adalah idiot"?

      Delete
    2. Ini nih manusia macem gini yg cuma bisa asal ambil quote tp setengah-setengah. Pemahamannya juga cuma setengah!

      "Science without religion is lame, religion without science is blind."

      Di sini Einstein jg menyebutkan agama tanpa ilmu pengetahuan akan membuat penganutnya buta. Buta disini lebih ke tidak mau memperluas cara pandang dan berpikirnya, cenderung egois, dan menyalahkan orang lain yg "katanya" tidak sepemikiran dengannya. Padahal orang tsb belum tentu benar, manusia kok minta sempurna dan selalu mau benar sendiri. Situ Nabi?

      Delete
    3. Kalo begitu memang harus sejalan kan? "HAM dan kesetaraan di masyarakat sebagai manusia makhluk sosial yang perlu berinteraksi." Ini pengetahuan kan? Ttg tata caranya? Agama sudah mengatur.
      Anda tidak suka dengan yg agama ajarkan? Tidak suka apa tidak tau? Saya beri referensi untuk baca secara keseluruhan Alkitab, Alquran, atau kitab ttg agama lainnya.
      Ya sekedar untuk menambah ilmu pengetahuan ttg suatu agama. Agar kita tidak sama2 buta.Buta disini lebih ke tidak mau memperluas cara pandang dan berpikirnya, cenderung egois, dan menyalahkan orang lain yg "katanya" tidak sepemikiran dengannya.

      Delete
  7. LGBT itu Penyakit Menular, ini solusinya (Cara Mengobati LGBT) : http://mrasbun.blogspot.co.id/2016/02/lgbt-itu-penyakit-menular-ini-solusinya.html

    ReplyDelete
  8. Lah. Itu yg dapat kucuran Dana besar untuk memperjuangkan LGBT, bukan propaganda Itu namanya? Think...!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. dikira masjid-masjid, sekolah Islam, dan ormas Islam tidak mendapat kucuran dana dari "asing", bukan propaganda itu namanya? Think

      Delete
  9. Apa manfaatnya mengedukasi orang tentang cadar? masyarakat jadi lebih religius, angka pemerkosaan turun, norma kesopanan masyarakat meningkat, perzinahan menurun..

    Apa manfaatnya edukasi lbgt? lgbt yang tadinya setengah mateng jadi lgbt asli, free sex dan angka AiDs HIV meningkat seiring dengan bertambahnya populasi lgbt, fondasi pernikahan dan keluarga retak karena pendidikan terbaik anak tetap dengan satu ayah pria dan satu ibu wanita, populasi manusia menurun, dan moral masyarakat menurun drastis dan jauh dari agama

    Pengen dapet dana promosi lgbt juga mas? Argumennya harus lebih baik lagi, cetek kalo gini doang, anda masih kalah sama ade armando

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mana artikel Anda? Saya tunggu. Jangan jadi pengecut.

      Delete
    2. mas parah banget mas. amerika yang udah legalin pernikahan sesama jenis aja angka kelahirannya masih besar. jerman yang gak legalin malah angka kelahiran bayi paling kecil di antara seluruh negara.

      kok argumennya subyektif semua ya. lol. yakin pendidikan terbaik anak itu satu ibu satu ayah. kalau iya kenapa banyak orang yang gak toleran di sini? kenapa banyak orang yang tidak bisa menghargai satu dengan yang lainnya? hahaha.

      Delete
  10. Apa manfaatnya mengedukasi orang tentang cadar? masyarakat jadi lebih religius, angka pemerkosaan turun, norma kesopanan masyarakat meningkat, perzinahan menurun..

    Apa manfaatnya edukasi lbgt? lgbt yang tadinya setengah mateng jadi lgbt asli, free sex dan angka AiDs HIV meningkat seiring dengan bertambahnya populasi lgbt, fondasi pernikahan dan keluarga retak karena pendidikan terbaik anak tetap dengan satu ayah pria dan satu ibu wanita, populasi manusia menurun, dan moral masyarakat menurun drastis dan jauh dari agama

    Pengen dapet dana promosi lgbt juga mas? Argumennya harus lebih baik lagi, cetek kalo gini doang, anda masih kalah sama ade armando

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yakin banget nih? Banyak kok bukti nyata wanita yg sudah berhijab bahkan bercadar tidak kebih baik dari yg tidak berhijab. Hijab mungkin hanya sekedar kain penutup, tapi ada karakter dan tabiat asli dari manusia yg tidak bisa ditutupi oleh hijab. Jangan pernah juga menganggap yg sudah tertutup hijab sudah pasti lebih baik moralnya, cetek bgt cara berpikir seperti itu!

      Delete
    2. Peryataan yang tidak sesuai fakta. Sepertinya memang anda kurang membaca berita. Tidak hanya cadar yang tidak berbanding lurus dengan norma kesopanan. Pemakaian cadar dan pengekangan kegiatan perempuan di banyak negara yang menerapkan hukum2 syariah justru membuat para laki-laki lebih terobsesi dengan perempuan dan jangan salah, di banyak negara yang menerapkan syariah justru tinggi angka pemerkosaannya. Saking jarangnya mereka melihat perempuan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ini hanya salah satu artikel, banyak sekali artikel yang serupa. Kalau memang itu yang paling bagus diterapkan, kenapa banyak aksi perempuan yang menuntut kesetaraan hak di negara2 berhukum syariah? Hanya di Indonesia saja yang belum terjadi, karena indonesia belum menganut syariah dan dan masih memiliki kesetaraan hak-hak antara perempuan dan laki-laki. Kasusnya akan lain jika hukum syariah diterapkan degan tegas. http://pamelageller.com/2013/07/statistics.html/

      Delete
  11. HAM itu apa sih?
    Hak yg melekat sejak lahir kan ya?
    Siapa yg kasih hak?
    Kalo kita penganut teis sih pasti jawab nya Tuhan. Jadi gak bisa bilang jangan bawa bawa agama, dasarnya disana kok.

    Dalam islam LGBT itu dilarang. (Titik)
    Bukan diskriminasi ini mah, Tuhan yg bilang LGBT itu gak boleh, atau dengan kata lain hak manusia itu ya berpasangan lawan jenis kelamin.
    Jadi yg melanggar ham itu ya kaum LGBT itu sendiri....

    Diskriminasi dimana?
    Ini sih bukan diskriminasi, emang udah salah.
    Salah kok dibenerin gak mau, melanggar ham tuh, hak nya untuk berpasangan berbeda jenis kelamin malah ngambil sama.

    Rio kalau anda benar muslim, belajar ngaji lagi gih, kalo bukan muslim, kalao mau sadur ayat Quran pahami dulu konteks ayat tersebut. Jangan asal comot...

    Klo gak ngerti mending diam...

    Daripada ngoceh ngawur

    ReplyDelete
    Replies
    1. orang lgbt cuman ingin hidup tentram tanpa ada diskriminasi. toh anda jg biasa saja bukan sama penyembah selain Tuhan yg kamu percayai. kalau anda ingin semua yang beda ingin anda berantas, ya jadi ISIS namanya.

      Delete
  12. Tugas pemerintah untuk memberikan konseling/ penyembuhan kepada pelaku LGBT, apa dan bagaimanapun sistem nya...mereka harus di sembuhkan, tetapi kalau mereka tetap berpendapat bahwa LGBT itu bukan sebuah penyakit, dan tetap menuntut kebebasan... ya di kumpulkan saja semua penggiat dan pelaku LGBT di sebuah stadion...RUDAL dah itu stadion....selesai masalah!!!

    ReplyDelete
  13. Klo belum pernah ngerasain jd gay atau lesbi atau waria atau transgender, memang mudah sekali berpendapat. Jgn dikira mrk jg selalu bahagia dengan keadaannya. Jgn karena Anda2 sekalian lahir normal dan tumbuh di lingkungan yang normal lantas berhak menghakimi. Saya terlahir dengan tubuh perempuan tapi hormon laki2 saya lbh tinggi. Saya berusaha keras jd perempuan yg ideal walopun orang tetap akan bilang fisik sy kuat kaya laki, tangan sy berbulu kaya laki, suara sy berat kaya laki, mens saya jg cm 3 bulan sekali. Kata dokter di Singapura pilihannya hanya 2, terus menerus minum pil hormon yg efeknya temporary atau trima tubuh sy apa adanya. Sy pilih opsi ke 2 krn ga mgkn sy hbskan uang untuk pil hormon.
    Yang saya tekankan di sini, saya beruntung bisa berobat dan konsultasi, bisa menikah dan punya anak, dan punya suami yg memahami kondisi fisik dan psikologis sy. Dia tahu kadang saya mengagumi wanita tipe2 tertentu dan dia tdk pernah cemburu, malah suka godain saya.
    Banyak yg tdk pny kesempatan spt saya, rata2 menutup diri, dan orang2 di sekitarnya pun seolah mencibir. Akhirnya mreka akan mencari yg sejenis mereka. Mungkin ada yg ingin hidup normal, tapi terkendala biaya untuk memulai terapi dan pengobatan.
    Jadi please stop judging, pengalaman hidup manusia kan beda2. Kita cm perlu memahami bahwa mereka ini ada dan berhak melanjutkan hidup

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg dibutuhkan di dunia ini adalah orang2 seperti suami embak. MasyaAllah betapa indah punya suami seperti embak kan?
      Bukan malah menyodor2kan kepada sesama jenis supaya napsunya terpenuhi?

      Delete
    2. "Please stop judging"

      That's what this writing talks about. Thanks

      Delete
  14. Saya setuju atas kritikan untuk sdri. Sheren dalam surat terbuka di atas. Tidak perlulah sdri. Sheren membanding-bandingkan saudari muslim kita dengan kaum lgbt.Sebagai muslim yang baik, tidak sepantasnya berkoar-koar di media akan apa yg telah sdri. Sheren alami selama ini. Tidak perlu mengeluh, dan cukuplah bersyukur. Toh itu jalan yg sdri. Sheren pilih sendiri. Sdri. Sheren juga pasti paham dengan kata-kata "cukuplah patuh dengan perintah Allah, tidak perlu pedulikan akan yg orang lain katakan selama apa yg dilakukan memang sesuai dengan syariat Islam. Karna Allah lah yg menilai".
    Namun sdr. Rio berani sekali mengutip ayat Alquran surah Al-Mumtahanah ayat 8 tentang keadilan.
    Saya ingin bertanya : sudahkan sdr. Rio menyelesaikan bacaan Alqurannya? Atau, cukuplah beberapa surah saja.. Surah Al-A'raf ayat 81-84 misalnya? Atau Surah Hud ayat 81-83? Dan atau Surah Al-Hijr ayat 58-73?
    Mohon penjelasannya..

    ReplyDelete
  15. Prasangka atau tidaknya terhadap pendapat saya itu hak yang menilai ya, namun saya punya standar, anda punya standar ya memang ga akan ketemu. Bahkan di sebuah acara tivi seorang pimpinan gerakan LGBT saja ngomong kami akan berusaha mengubah UU, lah kayak gini apa bedanya dengan teroris. Jadi memang sudah masalah seperti perang hidup mati. Kalau seperti itu ya mari kuat-kuatan, siapa nanti yang akan musnah. Itu simple kan, berdebat dengan berbagai argumen silakan, faktanya semua diwujudkan dalam pergerakan melalui sosial, politik bahkan memutarbalikkan literatur agama. Jadi tidak ada istilah sains yang netral. Apalagi sains itu berkembang terus.

    Mas Rio, dan pembaca lain bisa lihat bahwa standar saya salah satunya seperti ini:

    "setiap kita mempunyai bakat homo (meski pun bukan genetik ya), tinggal mampu menekan atau engga..., berikut panduan saya:

    Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q. S. al-Syams [91]: 7-10).

    Saran saja buat Mas Rio, sebagai Jurnalis, harus lebih berimbang menulisnya. Apalagi sebagai muslim, anda mesti lebih banyak belajar agar mendapat petunjuk, kalau hanya mencari pembenaran, niscaya Sang Pencipta anda akan menutup mata hati anda, hidayah itu dijemput, mau menerima nasihat, klo sudah menutup diri, akan dikunci hati untuk dapat hidayah, punya mata tapi buta, punya telinga tapi tuli:

    “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.(Al-Baqarah: 7).

    “Setan telah menguasai mereka karena mereka telah mentaatinya. Maka, Allah mengunci mati hati dan pendengaran serta pandangan mereka ditutup, sehingga mereka tidak dapat melihat petunjuk, tidak dapat mendengarkan, memahami, dan berpikir.” Lebih lanjut di https://hamidassyifa.wordpress.com/2011/02/24/hati-yang-terkunci-mati/

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Saran saja buat Mas Rio, sebagai Jurnalis, harus lebih berimbang menulisnya."

      Tunjukkan pada saya, prinsip jurnalisme mana yang saya langgar? Apa itu definisi keberimbangan dalam jurnalisme? Saya sudah melakukannya. Tulisan saya didukung contoh, bukti, dan referensi.

      Mohon maaf ya mas, saya membahas tentang diskriminasi kok Anda repot-repot buka tafsir Islam atas LGBT dan catatan dunia medis? Saya sedang membahas diskriminasi. Islam mengajarkan persamaan hak dan perlakuan kepada seluruh insan manusia. Semua ciptaan-Nya harus diperlakukan hormat.

      Delete
    2. Mas Rio hanya memuat referensi bahwa LGBT itu sudah dikeluarkan dari kelainan/penyakit gangguan jiwa. Nah, itu sudah saya berikan agar bisa dibaca yang lain penyeimbangnya. Masalah diskriminasi saya kan juga sudah bilang tidak perlu ada diskriminasi terutama di dalam hukum positif di negara kita. Meski pun dalam literatur hukum Islam, bila pelaku LGB tidak mau taubat maka hukumnannya jelas, hukuman mati. Seperti beberapa komentar lain, kalau LGBT disepakati sebagai perilaku menyimpang/penyakit. Tentu bisa diterapi. Tidak boleh ada diskriminasi ketika LGBT mau berobat, sama hal-nya dengan pasien-pasien penyakit lainnya. Kalau Mas Rio dan Pro-LGBT lainnya masih tidak setuju bahwa itu adalah penyakit, maka itu lain soal lagi. Berarti anda akan berbenturan dengan aturan-aturan yang sudah ada.

      LGBT adalah perilaku meyimpang yang dilarang oleh Agama Mas Rio dan Agama saya. Apakah Mas Rio sepakat? Kalau tidak sepakat, itulah yang saya maksud Mas Rio silakan belajar dan buka-buka lagi cerita Nabi Luth dan kaumnya. Jelas sekali tanpa perlu ada penyimpangan penafsiran oleh misalnya yang dilakukan oleh pengikut JIL. Yang tidak dilarang adalah orientasi seks yang TIDAK diwujudkan dalam perilaku seksual menyimpang seperti hal-nya LGB (T saya kecualikan karena ada bahasan sendiri). Orientasi seks ini untuk kasus L dan G disebut SSA/Same Sex Atrraction. Ketertarikan akan sesama jenis. Itu yang saya maksud, bisa jadi itu bakat (bukan berarti ada ekspresinya dalam gen manusia, silakan baca lagi komen saya sebelumnya). Orientasi SSA akan sangat sulit disembuhkan, meski pun dalam taraf yang ringan dapat hilang, namun perilaku LGB bisa dilakukan rehabilitasi, alias bisa sembuh. Boleh saja SSA dianggap sebagai karunia Tuhan, dan dianggap sebagai ujian, bukan sesuatu yang harus dituruti, bukan diekspresikan ke dalam perilaku menyimpang yaitu kegiatan seksual dalam ranah L, G, dan B. Itulah bedanya manusia dan hewan. Manusia diberikan kemampuan untuk mengendalikan keinginan dan nafsunya. Mas Rio ga dan Pro serta pelaku LGBT ga percaya? saya tidak memaksa untuk tidak percaya. Saya sudah berikan link konsultasi dan penyembuhan yang benar oleh ahlinya pada komentar sebelumnya. Sekali lagi tidak akan ada diskriminasi di sana.

      Sebagai gerakan, LGBT justru lebih berbahaya lagi. Silakan baca ini: https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/23/078747529/menteri-pertahanan-lgbt-itu-bagian-dari-proxy-war

      Baiklah. Saya berharap, silakan teman-teman LGBT dan Pro-nya melihat-lihat ke grup konsultasi yang saya berikan di atas, banyak sekali kisah kesembuhan para pelaku LGBT, dan yang masih terus berjuang karena diberikan potensi SSA agar tidak jatuh dalam jurang LGBT> Bil perlu cerita-cerita faktanya, bisa saya postingkan nanti di komen-komen ini.

      Delete
    3. Sudahlah sdr. Widodo, komentar saya saja tidak berani dibalas. Jelas2 sdr. Rio ini tidak selesai membaca Alqurannya. Dia bilang dia sudah mencantumkan referensi, bahkan referensi dari Alquran. Tapi dia tidak membaca referensi tsb secara keseluruhan. Wajar saja kalo dia salah kaprah. Saya tidak peduli apa agama sdr. Rio. Tpi jelas referensi yg diberikan benar2 tidak pas. Sdri. Sheren saja bereferensi pada tayangan ILC yg jelas2 dapat dibuktikan kebenarannya.
      Stop judging. Yes! Stop judging. Tapi bukan berarti mendukung mereka terus menyalahi orientasi seksualnya, bantu mereka kembali ke fitrah. Ini yg disampaikan oleh sdr. Widodo.

      Delete
  16. Dan bagi yang mau sembuh, membersihkan diri, sudah banyak yang memfasilitasi tanpa adanya diskriminasi dan stigmatisasi seperti perasaan yang dialami oleh LGBT dan Pro-nya. Anda saksikan sendiri di ILC kemarin, justru para pemuka agama sangat membuka diri dan dengan kasih sayang untuk mendukung LGBT agar kembali ke jalan yang lurus. Tidak seperti komunitas iblis, semakin menggoda dan semakin membuat menyimpang. Lebih baik percaya bahwa akhirat itu ada, sehingga kalau tidak ada pun anda tidak rugi, dibanding bila sudah tidak percaya ada akhirat (neraka/surga), lalu ternyata ada, anda mau apa? bekal ga ada. Jadilah orang cerdas. Palingkan hawa nafsu anda.

    Saya titip saja bagi yang mau sembuh, sudah banyak yang berhasil, kontak ke Peduli Sahabat: https://www.facebook.com/groups/pedulisahabat2014/

    Profil grup itu (dan mereka hanya mau melayani orang yang mempunyai motivasi untuk sembuh, bukan mencari pembenaran atau untuk berdebat):
    Peduli Sahabat
    Konsultasi dan pendampingan seputar dunia orientasi seksual dan identitas sosial non-heteroseksual (orang sering menyebut dengan istilah LGBT)

    Latar Belakang
    Semakin maraknya orang dengan orientasi seksual dan identitas sosial non-heteroseksual di Indonesia ternyata menimbulkan keresahan tersendiri di kalangan masyarakat. Kalau sekadar informasi tentang hukum tindakan seksual sesama jenis secara agama, budaya, atau peraturan pemerintah maka banyak orang bisa mencarinya secara gratis di Internet. Hanya saja masalah yang timbul bukan semudah itu.
    Masyarakat membutuhkan informasi seputar orientasi seksual dan identitas sosial non-heteroseksual secara objektif, baik yang pro atau kontra. Mereka juga memerlukan bantuan ‘gratis’ apabila, salah satu dari mereka dan kerabatnya, merasa tidak nyaman dengan orientasi seksual atau identitas sosial non-heteroseksual. Apa yang sebaiknya mereka lakukan agar bisa mengikuti aturan agama, budaya, dan peraturan pemerintah meskipun ‘berbeda’?

    Visi
    Menjadi sahabat, dalam norma agama dan budaya Indonesia, bagi individu yang mempunyai orientasi seksual atau identitas sosial non-heteroseksual dan keluarga serta orang terdekatnya.

    Misi
    Memberikan pendampingan dan konsultasi secara pribadi kepada individu yang merasa hidup tidak nyaman dengan alasan sebagai berikut.

    1. Istri/suami yang mengetahui (baik secara langsung atau tidak) pasangannya berorientasi seksual atau beridentitas sosial non-heteroseksual.

    2. Orang tua yang mengetahui (baik secara langsung atau tidak) anaknya berorientasi seksual atau beridentitas non-heteroseksual, atau sebaliknya.

    3. Keluarga dan saudara dekat yang mengetahui seseorang mempunyai orientasi seksual atau beridentitas sosial non-heteroseksual.

    4. Seseorang yang mempunyai orientasi seksual atau beridentitas sosial non-heteroseksual.

    Tujuan
    Menjadi sahabat terbaik, sesuai norma agama dan budaya, bagi setiap individu yang mempunyai orientasi seksual atau identitas sosial non-heteroseksual dan keluarga serta orang terdekatnya.
    -----

    Tanggapan saya untuk yang merasa bahwa hanya yang LGBT saja yang bisa memahami kelompoknya. Ini tentu logika yang salah, orang non LGBT sangat bisa lebih berempati dan membantu permasalahan dan kesembuhan anda. Anda bisa analogikan dengan dokter. Dokter kandungan yang ga pernah hamil saja bisa lebih memahami pasiennya. Bertemulah dengan ahlinya yang akan mengembalikan anda ke jalan lurus, bukan ketemu iblis yang semakin akan menjerumuskan anda. Beruntunglah mereka yang berjuang untuk mensucikan diri. Salam Damai dan Salam Anti Ketidakadilan.

    ReplyDelete
  17. Menurut parameter HUKUM ISLAM jelas sekali sesuai dengan panduan Al-quran dan as-sunnah. Sabda Rassul saw: “Barangsiapa yang kalian mendapati melakukan perbuatan kaum Luth (liwath), maka bunuhlah fa’il (pelaku) dan maf’ul bih (partner)nya.

    Hadits Jabir: “Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth (Homoseks)” [HR Ibnu Majah : 2563, 1457. Tirmidzi berkata : Hadits ini hasan Gharib, Hakim berkata, Hadits shahih isnad]

    “Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 No. 7337. Ini bukan diskriminasi rasionalisme tapi merupakan ketetapan dalam sebuah ketentuan hukum berasaskan ketuhanan. merujuk pada firman Allah swt dalam berbagai ayat Al-quran(silakan cek sendiri) tentang kisah kaum Luth.

    ReplyDelete
  18. JILBAB BERCADAR VS LGBT
    Untuk membandingkan suatu permasalahan itu gampang Coba saja Hitung dengan Tingkat Manfaat dan Mudaratnya bagi diri pribadi,lingkungan sekitar dan masyarakat luas. Dengan cara ini kita dapat mengukur sesuatu keadaan atau permasalahan secara adil dan mana yang buruk seta mana yang lebih baik. Buatkan masing2 Tabel dengan Kolom MANFAAT dan KEJELEKAN (Mudarad).nanti pasti akan ketahuan.

    ReplyDelete
  19. Kalau saya, tetap pada keyakinan bahwa LaGiBeTe itu dosa dan penyimpangan... siapa yg bilang? Allah, rabbunaa wa rabbukum.. Apakah Allah mendiskriminasi hambanya krn hukum ini yg dibuat-Nya? Berani protes???
    Masalah hak warganegara endonesia.. ya itu sih kembali ke pemerintah yg mengaturnya, tp ketika keharaman tersebut yg udah ditetapkan agama, ya kita dengar kita taat.
    Bicara keadilan, ya keadilan ada di hukum Allah, timbang aja dari situ, kita diajarkan membenci perbuatan dosa bukan pelaku perbuatan dosa, tp pun kita diajarkan utk tidak bergaul dengan perlaku dosa2 besar macem orang2 LaGiBeTe.. gaul ya, bukan muamalah umum misal jual beli sih ya biasa aja.. tp utk berdekat2 sama mereka, waduh bukankah menularnya kelakuan tsb memang dari pergaulan? Awalnya prevalensi normatif lama2 ikutan jadi kaumnya.. kita berlindung kepada Allah dari keburukan tersebut, dan semoga Allah memberikan hidayah kepada kaum LaGiBeTe tersebut utk kembali ke jalan yg sesuai fitrah manusia diciptakan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. LGBT itu tidak menular. Buktinya secara tdk sadar di sekeliling anda ada orang-orang LGBT, yg terang-terangan maupun discreet, tapi apakah anda sekarang sudah berubah orientasi seksualnya? Segampang itu kah? Tidak kan?

      Orientasi seksual itu bukan penyakit dan tidak menular, it comes from within.

      Delete
    2. Menular kelakuannya.. anak2 kecil skrg udah pandai ngesex bukankah krn mereka meniru? Akses video yg skrg mudah diunduh.. atau yg doyan sama blue film dengan gaya dan model aneh2 cara sexnya, akhirnya menghayal dengan pasangannya sprti itu.. bisa aja klo gaulnya terus menerus sama kaum LaGiBeTe akhirnya pun coba2, lama2 kebiasan.. jadi deh seperti mereka. Coba terlusuri latar belakang pencabul anak2, bukankah masa lalunya pernah diperlakukan hal yg sama?

      Delete
    3. Menular kelakuannya.. anak2 kecil skrg udah pandai ngesex bukankah krn mereka meniru? Akses video yg skrg mudah diunduh.. atau yg doyan sama blue film dengan gaya dan model aneh2 cara sexnya, akhirnya menghayal dengan pasangannya sprti itu.. bisa aja klo gaulnya terus menerus sama kaum LaGiBeTe akhirnya pun coba2, lama2 kebiasan.. jadi deh seperti mereka. Coba terlusuri latar belakang pencabul anak2, bukankah masa lalunya pernah diperlakukan hal yg sama?

      Delete
    4. Argumen anda tidak valid. Kalau hanya sekedar bergaul, berteman, mau dengan jangka waktu yang lama atau sebentar dengan LGBT tidak semerta-merta dapat merubah orientasi seseorang. Apalagi anda membuat perbandingan dengan kasus video porno yang mudah diakses anak kecil. Dua kasus tadi berbeda dan tidak bisa dibandingkan apalagi disamakan. Silahkan melakukan percobaan sendiri, bergaul dengan LGBT jika tidak percaya.

      Lagipula memangnya hanya LGBT saja yang masa lalunya pernah mengalami pelecehan seksual atau melakukan pelecehan seksual? Faktanya heteroseksual lah yang lebih banyak melakukannya, cuma karena dilakukannya oleh laki-laki dan perempuan maka dibilang "normal", padahal pelecehan yang "normal" juga tidak lebih baik dari LGBT kan? Kenapa harus melakukan standart ganda?

      Delete
    5. "Menular kelakuannya.. anak2 kecil skrg udah pandai ngesex bukankah krn mereka meniru? Akses video yg skrg mudah diunduh.. atau yg doyan sama blue film dengan gaya dan model aneh2 cara sexnya, akhirnya menghayal dengan pasangannya sprti itu.."

      Video porno ada yang heteroseksual dan homoseksual. Semuanya sama berbahaya bagi anak.

      Delete
  20. Semua orang boleh bicara dengan segala teori dan cara pandangnya sendiri. Jangan sampai anda seperti mengenakan kacamata kuda. Hanya bisa memandang ke satu arah. Atau memaksakan pendapat/doktrin yang anda yakini sebagai kebenaran sejati, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya dialami oleh kaum lgbt.
    Saya sebagai salah satu kaum lgbt, yang sudah cukup lama (umur saya diatas 40 tahun) dan tau segala macam seluk-beluknya.
    Perlu anda ketahui, saya tumbuh dan dibesarkan dari keluarga yang sangat harmonis, tidak pernah mengalami pelecehan seksual, dan tidak pernah salah bergaul (ditularin kaum lgbt).
    Tapi saya tumbuh menjadi seorang kaum lgbt, bahkan dalam mimpi" basah pun yang muncul adalah yang jenis kelaminnya sama. Jadi ini salah siapa? Atau apa penyebabnya? Kalau anda bilang saya yang salah, anda sangat sok tahu. Bahkan, jauh dari hati kecil terdalam saya pun tidak menginginkan terlahir seperti ini. Tapi apa daya, boro-boro buat menikahi lawan jenis, untuk merasa terangsang dengan lawan jenis saja tidak ada sama sekali. It's true!!!
    Seumur hidup saya tidak pernah melakukan pelecehan seksual ataupun mencoba menularkan ke-gay-an saya. Karena dalam keseharian, saya menutup orientasi seksual saya dihadapan keluarga dan lingkungan.
    Jika anda menyuruh saya 'mengobati' orientasi seks saya dengan agama. Mungkin anda tidak tau, diluar sana banyak guru ngaji, ustad, bahkan kyai yg masih melakukan kegiatan seks sejenis (sekalipun sudah punya isteri, bahkan lebih dari satu).
    Tahukah anda kalo ternyata justru dj pesantren" banyak terjadi praktek homoseksual?? Baik sesama santri maupun dengan ustadnya. Teman saya mengalaminya waktu dia mengikuti aktivitas pesantren di sebuah pesantren yang sangat terkenal di Bandung. Dimana dia melakukan 'skandal' dengan ustad pembimbingnya.
    Beberapa grup nasyid yang sangat terkenal di negeri ini, ada anggotanya kaum lgbt juga. Ini bukan omong kosong. Saya bicara fakta dan secara pribadi kenal dengan mereka.
    Jangan tertipu dengan manusia yang keliatannya relijius. Karena justru dengan cara seperti itu dia menyembunyikan orientasi seksualnya. Tidak jauh-jauh, contohnya Saipul Jamil. Apa dia kurang sholeh?? Sebenarnya saya sudah lama tahu kalau dia adalah kaum lgbt. Jadi waktu muncul berita kasusnya, sama sekali tidak mengangetkan saya.
    Lantas, apakah kaum lgbt itu selalu terindikasi dengan ciri tertentu, seperti kemayu, tomboy, crossdresser? Tidak!! Itu hanya fenomena gunung es. Justru yang tampilannya biasa-biasa aja yang jauh lebih banyak.
    Saya tidak sedang berusaha membenarkan atau mencari pembenaran masalah lgbt. Saya juga tidak menuntut persamaan hak. Saya hanya tidak ingin, orang-orang menjadi hakim mewakili Tuhan menyalahkan kaum lgbt. Biarkan ini menjadi tanggungjawab kami secara pribadi denganNya.


    ReplyDelete
    Replies
    1. Anda dan saya sama, diberikan hawa nafsu, bedanya sy nafsu ke wanita..nafsu pake banget.. Namun krn saya muslim dan jika anda muslim juga, kita sama2 tahu bahwa perbuatan zina dan liwath (homosex) adalah terlarang. Kalau gitu cari jalur yg halal, nikah. Mereka yg disebutkan dari kalangan ustadz,habib, santri atau siapapun yg melakukan prkatek lgbt tetap ga bisa merubah hukum yg turun dari langit.. bukankah banyak manusia yg dilahirkan memiliki kelainan, kekurangan.. tp bukankah itu justru bisa menjadikan tambahan pahala jika dia mau bersabar menjalani hidupnya dengan keadaan yg diberikan Tuhannya..? sama halnya dgn penyimpangan dari fitrah yg dialami kaum lgbt, bukankah dengan bersabar dengan menahan diri dari kecenderungan nafsu menyukai sesama jenis, berusaha melawan nafsu akan mendapatkan balasan yg lebih baik disisi Tuhan?? Krn sekali lagi sy katakan, kita diberikan hawa nafsu tp nafsu bisa di tahan dan dilawan.. bukankah jika sy berzina utk melampiaskan hawa nafsu sy kepada wanita yg ga halal merupakan kesalahan dan penyimpangan jg? Dan sy pun akan berdosa jika menuruti hawa nafsu tersebut... sy ga menghakimi, sy hanya menyampaikan nasihat.. bukankah nasihat itu dibutuhkan sesama manusia? Yg berhak menghakimi ya hakim, penegak hukum, pemerintah.. krn kalau orang ga diingatkan kebenaran maka kebenaran akan sirna tertelan keburukan.. semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua untuk bisa meniti jalan yg benar dalam hidup ini hingga kematian menjemput..

      Delete
    2. "bukankah banyak manusia yg dilahirkan memiliki kelainan, kekurangan.. "

      Astagfirullah. Betapa angkuhnya Anda menyebut ciptaan-Nya memiliki kelainan, kekurangan. Allah menciptakan seluruh manusia sempurna.

      Delete
    3. RETWEET. "Saya tidak sedang berusaha membenarkan atau mencari pembenaran masalah lgbt. Saya juga tidak menuntut persamaan hak. Saya hanya tidak ingin, orang-orang menjadi hakim mewakili Tuhan menyalahkan kaum lgbt. Biarkan ini menjadi tanggungjawab kami secara pribadi denganNya."

      Delete
    4. Sdr. Rio jgan berkacamata kuda katanya.
      Sdr. Avip hanya memberikan istilah bahwa setiap manusia ini sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing2. Maka inilah yg menjadikan manusia itu sendiri menjadi sempurna.
      Saya setuju dengan yg disampaikan oleh sdr. Avip. Napsu itu bisa ditahan, tidak peduli apa orientasi seksualnya. Apabila manusia mengetahui fitrah sejatinya, maka itu yg iya kehendaki.Science without religion is lame, religion without science is blind.Cukuplah sabar dan berlapang dada. Apabila perdebatan tidak menghasilkan apa-apa, apabila pengatahuan tidak menghasilkan apa-apa, apabila konsultasi tidak menghasilkan apa-apa pula, juga bukan karna salah diri sendiri, bukan salah keluarga, bukan salah pergaulan, disinilah cukup Tuhan yang membantu saudara sekalian.
      Saya apresiasi sekali dengan kisah di atas. Memang ini tanggung jawab saudara dengan-Nya, maka dari itu bersabarlah dan semoga diberi petunjuk yg paling baik bagi saudara..
      Aaminn :)

      Delete
  21. Mungkin ada yang bertanya, terutama bagi yang ada keinginan berubah orientasi seksualnya: "Berapa lama sih, butuh waktu berubah orientasinya?" Monggo baca saja di http://widodowirawan.com/2015/07/11/panjang-lebar-mengenai-orientasi-seksual/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bacaannya menarik. Tapi sayang sekali nihil bukti ilmiah dan metode yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi ya irelevan.

      Delete

Post a Comment

Mari berbagi pemikiran