Sampai Jumpa Lagi, Jakarta



Pernahkah kamu pergi ke tempat reguler, namun tiba-tiba merasa intim dan nostaljik? Hari ini aku di posisi itu.

Aku hanya menyusuri Grand Indonesia dan Pasaraya Manggarai. Keduanya  sudah kukenal seperti teman dekat. Namun hari ini ada sesuatu yang  memintaku tidak beranjak. Merengek agar aku tidak jadi berangkat.

Dalam beberapa hari ke depan saya akan berangkat ke Amerika Serikat. Saya akan magang bekerja di negara itu selama setahun. Hal besar yang tidak akan saya lewatkan. Saking besarnya sehingga saya masih menganggap ini masih angan-angan.

Pada kenyataannya, masih banyak barang-barang yang belum saya bereskan. Baik untuk saya kirim ke rumah di Bandung maupun saya berikan kepada kawan. Padahal seminggu harusnya cukup untuk menyelesaikan itu semua.

Saya bukan malas. Saya hanya ragu. Saya hanya butuh waktu. Setiap bangun, semakin dekat dengan hari keberangkatan, saya berhadapan dengan pertanyaan yang makin besar: akankah saya bertahan tanpa merindukan kota ini?

Terimakasih Jakarta, atas segala kemacetan dan ganasnya ibukota. Juga untuk segala mimpi, ketidakberhasilan, dan pencapaian yang datang saling melengkapi.

Cinta terbesar saya adalah untuk seluruh kawan yang mengisi tiga tahun perjalanan saya. Untuk teman, rekan kerja, kenalan, sahabat, juga orang-orang dekat. Terimakasih untuk jadi teman yang baik, mendengarkan, dan mendukung.

Saya tidak ingin mengucapkan selamat tinggal. Sebab saya selalu akan pulang.

Manggarai, 7 Mei 2017

Comments

  1. Sebab kepulanganmu akan selalu menjadi penantian oleh semua teman. Jaga diri, Kak.

    ReplyDelete
  2. Walaupun aku ga di Jakarta juga sekarang, tapi kerasa juga. Kamu selalu ditunggu, Yo. Ditunggu cerita2mu di DC selam setahun. :)
    *peluk sahabat*

    ReplyDelete

Post a Comment

Mari berbagi pemikiran