Berita Bakteri


Untuk para penonton televisi


Jumat siang pekan lalu, Metro TV mengarahkan lampu sorotnya pada makanan berbahaya–reporternya laporan live dari pabrik kulit sapi busuk di Bandung, lalu mewawancarai Kasatreskrim. Di studio, Metro TV menghadirkan dokter gizi dan menelepon Kepala BPOM. Kasus sapi ini diulik sekitar satu jam.

Pangan selanjutnya seperti kebetulan saja. Kementerian Perdagangan menyatakan ada apel jenis granny smith dan gala asal California, Amerika Serikat, yang tercemar bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri itu bisa menyebabkan mual, diare, dan flu pada manusia. Kementerian menyatakan sedang melakukan operasi pasar mencari apel-apel itu.

Selang sepekan, perhatian kita bergeser (atau digeser?) ke sandang. Masih dari Kementerian Perdagangan yang kali ini memperingatkan masyarakat akan bahaya baju impor bekas yang–lagi-lagi–berbakteri. Kementerian mengklaim ada 210 ribu bakteri berkoloni di baju itu. Kementerian menyatakan baju-baju ini diselundupkan lewat jalur gelap, dan tidak bisa dikontrol jika terlajur beredar di pasaran.

Awal pekan ini, Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, menyatakan, pakaian impor bekas bisa menimbulkan gatal kulit dan, eh, menularkan HIV? Well, yang ini sungguh menggelikan. Gobel sudah meralatnya melalui akun Twitter @RachmatGobel, Rabu.

Kamis siang, 64 siswa sekolah dasar di Tasikmalaya dirujuk ke rumah sakit setelah keracunan jajanan bersaus. Mereka mengaku jajan 'ciken' yang dicocolkan pada saus tanpa merk. Para korban mengeluh mual-mual, sakit perut, muntah, dan pusing.

Ini semua penting, betul, dan menyangkut masyarakat secara langsung. Tidak mengherankan bila masyarakat dibuat was-was dengan bakteri-bakteri yang sedang hobi masuk ke dalam negeri. Apalagi mereka bersekuel dari produk satu ke produk lainnya.

Tapi betulkah semuanya mengkhawatirkan sedemikian rupa? Bukankah kejadian-kejadian ini terus terjadi tapi tidak pernah disorot selebay ini–ibarat sinetron bersambung dua pekan tiada henti?

Ketika Metro TV laporan live dari Bandung soal kulit sapi busuk, calon Kapolri Budi Gunawan yang diduga menerima suap mangkir dari panggilan KPK, dan Budi Waseso dipanggil Komnas HAM atas dugaan pelanggaran ketika menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.

Sementara kita sibuk soal apel dan baju impor, dua institusi penegak hukum KPK dan Polri sedang kisruh. Lalu tanpa sadar kita melupakan agenda politik besar yang sedang berkelahi.

Selalu ada orang yang tidak ingin masyarakat mengawasi, sehingga mereka bisa memainkan hukum–juga politik dan media massa–sesuka hati! Mohon hati-hati!***

Comments