Mengapik Ruang Publik
Warga,
pegiat sosial dan mahasiswa seni menyehatkan lapangan mereka
"Wah ini bentuk asli dari
gambarnya," teriak Keket, MC gelaran Tamansari Festival, sambil menunjuk
bagian belakang Ciwalk. Di lapang Taman Hewan, Jumat (21/9) sore itu, puluhan mahasiswa seni
rupa ITB sedang memural dinding sekitar lapang. Belasan gambar itu menyoal
harapan bagi Kota Bandung, sepeti air
bersih dan penghijauan.
Yang membuat Keket teriak hanyalah satu
gambar. Di gambar itu ada gedung tinggi yang berusaha ditumbangkan warga dengan
tambang. Di sela kaki warga ada tunas tanaman hijau. Bagi Keket, berdiri di
depan gambar itu dan tengadah ke Ciwalk, lukisan itu jadi nyata.
Kontradiksi
terasa begitu besar di sini. Selain Ciwalk, konstruksi apartemen di Cihampelas
pun ikut menutup lapang ini dari jalan di barat. Kebun
binatang menutupnya dari timur. Bila ingin masuk, kita harus naik motor tiga
menit, jalannya tak cukup untuk mobil.
Meski demikian, bagi arsitek seperti Ridwan
Kamil, kampung ini punya potensi besar. Untuk itu komunitas Bandung Creative
City Forum yang digawanginya berinisiatif membenahi tempat ini. Dalam
istilahnya, mereka lakukan akupuntur kota. Dalam bahasa mereka, saraf kota
harus dirawat agar terus berdenyut, kota pun tetap sehat.
Saat mulai dikerjakan, lapang di RT 02 RW 08, Kelurahan Lebak Siliwangi
Kecamatan Coblong itu begitu ramai. Anak-anak berlarian di sela-sela tas dan
ember cat. Mereka berinteraksi dengan mahasiswa yang asik mengoas. Sedangkan
para orangtua berkumpul di pinggir lapang saja, mereka sudah membantu siapkan
konsumsi dan bawa air.
Sejak dulu,
lapangan semen itu biasa saja. Luasnya tak sampai 200 meter dan catnya mulai
pudar. Lapang ini adalah tempat bermain anak. Menurut
Etty, seorang warga, lapang ini memang sering dipakai berbagai acara seperti
peluncuran film dan seminar. Namun setelah mural itulah lapangan ini
benar-benar dimanfaatkan.
Meski berluas tetap, kini lapangan itu
sudah jadi fokus kegiatan warga. Senada dengan Etty, seorang tokoh pemuda
bernama Ape bilang, setelah mural itu, acara nikah, sunat, hajat bahkan wisuda
TK jadi kerap digelar di sini.
Bagi Anda yang suka ke Ciwalk, tak ada
salahnya bila mampir ke lapang di belakangnya. Di sini tak ada penjual roti
atau donat berkelas, memang. Namun tempat ini menawarkan interaksi,
kesederhanaan dan ketulusan. Ketiganya tak bisa dibeli di Ciwalk, silakan
mencoba. (Arif/Bagja/Maorachmansyah/Ogi/Rio)
Comments
Post a Comment
Mari berbagi pemikiran