Seminar 'East & West' Fikom Unisba

Dari kiri: Empat pembicara Mr. Masaki Tani, Pribadi Sutiono, Mr. Miles Todler, Prof Deddy Mulyana dan moderator Santi Indra Astuti (sumber: inilah.com)

Selasa (17/7) lalu saya hadiri sebuah seminar internasional di Unisba, temanya Socio-Cultural Communication Between East and West (SCCEW). Seminarnya seru sekali, dengan 6 pembicara yang keren sekali. Ada dua akademisi, ada pula empat perwakilan duta besar selaku praktisi.

Menyenangkan sekali bertemu beberapa teman Unisba yang lama tak ketemu, senang pula ketika tahu dua dosen favorit saya Bu Iin Rahmi M.I.Kom dan Bu Ditha Prasanti M.I.Kom turut hadir, padahal kami tidak janjian. Di seminar ini pula, akhirnya, saya beli buku Prof Deddy yang terbaru. Tapi bukan itu poinnya, saya akan bercerita tentang seminarnya saja.

Pembicara yang hadir tidak tanggung-tanggung. Mereka adalah Dekan Fikom Unpad Prof. Deddy Mulyana, Director for Senior Diplomatic Institute Dr. Pribadi Sutiono, Perwakilan Kedubes Amerika Mr. Miles Todler, Perwakilan Kedubes Jepang Mr. Masaki Tani, Dubes Saudi Arabia Mr. Mustafa bin Ibrahim bin Ali-Al Mubarak, dan Akademisi Unisba Septiawan Santana.

Hal yang menakjubkan terjadi di awal seminar. Permainan angklung dari Gema Unisba mampu mengundang decak kagum dan tepuk tangan yang hadir. Mereka membawakan lagu Es Lilin juga Mojang Priangan. Tapi lagu itu sudah biasa. Yang hebat adalah ketika mereka membawakan lagu khas Arab dan Jepang dengan angklung. Perwakilan Kedubes Jepang dan Dubes Arab terlihat tersipu saat lagu negara mereka dibawakan. Betapa menakjubkannya akulturasi itu!

Seminar dibawakan dalam bahasa Inggris dan dibagi dua sesi. Sesi pertama ada empat pembicara, sesi kedua ada dua. Setelah pembicara menyampaikan pidatonya, moderator akan menyampaikan rangkumannya dalam bahasa Indonesia.

Singkat cerita, akhirnya tiba sesi tanya jawab. Saya yang sudah menyiapkan pertanyaan sejak kemarin sorenya langsung angkat tangan. Yes. Saya dipilih oleh moderator Bu Santi Indra Astuti untuk bertanya. Setelah mengenalkan diri dalam bahasa Inggris dan izin bertanya dalam bahasa Indonesia, saya bertanya:

“Saya mengenal beberapa orang dari kelompok Islam di kampus. Mereka membenci Amerika. Mereka bilang free sex adalah karena freedom, padahal saya kira tak ada hubungan langsungnya. (1) Pertanyaan untuk Prof. Deddy, bagaimana cara merubah persepsi orang yang sudah sedemikian buruk seperti mereka? dan (2) Untuk Mr. Miles Toder, bagaimana cara Amerika merubah pandangan itu, terutama bagi kelompok muslim di Indonesia?”

Saya menunduk sebentar, lalu berkata, “Boleh satu pertanyaan ekstra?” Bu Santi menoleh. “Saya cuma ingin tahu apa makanan tradisional Indonesia yang jadi favorit dari Mr. Toder dan Mr. Tani.”

One good question,” kata Bu Santi. Tak saya sangka sedikit pun bahwa ia akan bilang begitu. Prof. Deddy mengelaborasi jawaban saya dengan tiga pertanyaan lainnya, tapi intinya dia bilang, “ajaklah mereka kuliah Komunikasi Lintas Budaya.”

Ide yang bagus, Prof. Nanti saya jadi pengajar mata kuliah itu.

Giliran Mr. Miles Toder menjawab. Ia menjelaskan bahwa Presiden Amerika Barrack Obama berusaha menjalin komunikasi yang harmonis dengan dunia Islam. Banyak hal yang diusahakan oleh presiden.

Ok, saya salut dengan visi Obama

Mengenai makanan favorit, Mr. Toder bilang suka makanan yang digoreng dan berminyak. “I love palm oil,” katanya. Ia mengaku istrinya suka memarahinya tiap ia makan itu, kendati begitu, ia tetap suka makan goreng-gorengan.

Awas kena kolestrol mister!
Well, seminar yang sangat menarik ya. Saya sama sekali tidak menyesal bolos magang untuk hadir ke sini. Selain bertemu Prof. Deddy, membeli buku terbarunya dan meminta tanda tangannya, yang jelas seminar ini membuka wawasan kita. Membuka pemikiran dan sudut pandang kita tentang banyak hal. Bahwa Timur dan Barat seharusnya jangan bermusuhan, melainkan bekerjasama dalam membangun hidup yang harmonis. []

Oh ya, camilan dan makan siangnya lezat. Panitianya jagoan nih :)

Comments